Brosur
Call Us
Mengenal si “Jagung Super” BISI-18
0 views

Sebagai salah satu produsen benih terbesar di Indonesia, PT. BISI International Tbk  kembali melepas varietas baru benih jagung super hibrida ke pasaran. Benih jagung yang diberi nama Super Hibrida BISI-18 itu memiliki keunggulan tersendiri yang menguntungkan para petani, yaitu ukuran tongkolnya yang besar dan sangat seragam.

Tongkolnya sangat seragam dengan letak tongkol yang relatif sama antara masing-masing tanaman. Itulah salah satu kelebihan yang dimiliki jagung super hibrida BISI-18. Prosentase tongkol normalnya dalam satu hamparan tanam juga tinggi, yakni lebih dari 92% (hasil uji dan pengamatan yang dilakukan oleh tim riset dan pengembangan (RD) tanaman jagung PT. BISI).

Selain itu, tingkat penutupan pucuk tongkolnya (tip filling) bisa mencapai 97%. Hal itu menjadi penanda bahwa hampir semua tongkol jagung BISI-18 memiliki biji yang muput atau penuh hingga ujung tongkol.

Biji jagung super hibrida BISI-18 juga lebih berbobot dengan warna biji yang mengkilat oranye kekuningan. Berat 1.000 bijinya (kadar air 15%) mencapai ± 303 gram. Dalam satu tongkol, rata-rata berat bijinya mencapai 223 gram. Sementara berat tongkolnya sendiri rata-rata 242 gram. Dengan melihat perbandingan berat biji per tongkol dengan berat tongkolnya seperti itu, maka bisa ditebak bahwa jagung ini memiliki ukuran janggel yang kecil.

Menurut Doddy Wiratmoko, Market Development Corn Seed Manager PT. Tanindo Intertraco, ukuran janggel bisa menjadi salah satu faktor penentu tinggi rendahnya rendemen hasil yang bisa didapat saat panen. Biasanya, dengan ukuran janggel yang kecil, tingkat rendemennya tinggi, begitu pula sebaliknya. Jagung super hibrida BISI-18 sendiri rendemen hasil rata-ratanya mencapai 82%. Dengan demikian, wajar kiranya jika potensi produksi jagung ini juga tinggi, yaitu bisa mencapai 12 t/ha pipil kering.

Tingginya potensi produksi yang bisa dicapai oleh BISI-18 itu juga tidak lepas dari dukungan karakter fisik tanamannya yang juga bagus. Jagung ini memiliki vigor tanaman yang baik. Batangnya tegak dan kokoh dengan sistem perakaran yang kuat.

Jagung yang memiliki umur masak fisiologis ± 100 HST pada dataran rendah dan ± 125 HST pada dataran tinggi itu juga memiliki klobot yang menutup sempurna, sehingga bisa melindungi tongkol dan biji jagung dari ancaman busuk tongkol yang bisa menurunkan kualitas hasil panen. Selain itu, jagung ini juga terbukti lebih tahan dari ancaman penyakit karat daun (Gibberella zeae) dan hawar daun yang dipicu oleh jamur Helminthosporium maydis.

Daya adaptasi BISI-18 terhadap kondisi lingkungan juga baik. Hal ini dibuktikan dari hasil uji multilokasi yang dilakukan tim riset dan pengembangan (RD) tanaman jagung PT. BISI pada dua musim yang berbeda, yaitu musim kemarau dan hujan. Di musim kemarau, produksi rata-rata dari sejumlah lokasi sentra jagung di Indonesia mencapai 9,5 t/ha pipil kering. Sementara di musim penghujan, rata-rata hasilnya mencapai 9,3 t/ha pipil kering. Hasil itu masih menjadi yang tertinggi dibandingkan benih jagung lain yang juga diuji secara bersamaan.

 

Bagikan :     facebook      twitter        
Copyright @ MD|BISI 2020