Pak Subandi memang baru pertama kali tanam jagung hibrida Simetal BISI 321 di lahan pasang surut miliknya di Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin. Tanggal 6 Oktober 2020 lalu jagung “kekinian” produksi PT BISI International, Tbk itu panen dan berhasil meyakinkan si pemilik lahan pasang surut ini.
Dilahan 1 hektar pasang surut miliknya, Subandi menanam Simetal BISI 321 seluas 0,25 hektar dan disebelahnya ditanam jagung P32 dengan luasan yang sama 0,25 hektar. Jarak tanam yang digunakan agak rapat, yaitu 65 x 20 cm.
Panen dilakukan pada umur 125 hari setelah tanam, agar jagung mendapat kering yang cukup supaya bisa dipipil. Hasil panen pipil basah yang didapat Simetal sebanyak 41 karung dan P32 sebanyak 27 karung.
Setelah dijemur 2 hari, jagung sudah kering dan siap dijual. Hasil pipil kering yang didapat untuk Simetal BISI 321 sebanyak 2.867 kg dan P32 sebanyak 2.059 kg.
Hasil panen Simetal BISI 321 yang lebih baik ini membuat Subandi merasa senang dan puas sekali. “Tongkole gedine pool dan hasile Juooos” ungkapnya dengan riang. Subandi sudah merencanakan musim depan akan tanam lagi dan banyak sekali teman dan tetangga yang melihat hasilnya akan ikut menanam juga. “Jadi harap disiapkan benih BISI 32I untuk musim tanam depan ya” katanya.
Keberhasilan panennya itu seakan menjadi hadiah luar biasa dari kerja keras Subandi menghadapi beberapa tantangan selama menanam jagung hibrida Simetal ini. Di awal bercocok tanam, ia sudah mendapatkan tantangan tersendiri. Benih Simetal yang baru saja ditanamnya diguyur hujan lebat selama tiga hari berturut-turut. Subandi pun dibuat khawatir dengan nasib benih yang sudah terlanjur ditanamnya itu.
Ternyata, benih jagungnya itu masih mampu bertahan dan tumbuh dengan baik. Dari pengalaman itulah Subandi mengaku langsung yakin dengan performa jagung baru tersebut. “Karena, meskipun sempat tergenang selama tiga hari, tanamannya masih mampu tumbuh dengan baik,” jelasnya.
Menurut Agus Purwanto, Marketing Eksekutif BISI area Sumatera Selatan, salah satu keistimewaan jagung hibrida super Simetal BISI 321 adalah daya adaptasinya yang bagus di berbagai kondisi lingkungan, termasuk salah satunya di lahan pasang surut.
“Meski saat awal tanam mengalami kondisi kritis karena diguyur hujan tiga hari terus menerus, pertumbuhannya masih sangat bagus. Tanamannya tahan (kelebihan) air, tahan penyakit, utamanya penyakit bulai,” terang Agus.
Rendemen Tinggi, Disukai Pedagang
Selain tetap tangguh di tengah guyuran hujan lahan pasang surut, hasil panen Simetal juga diakui berbeda. Jagung ini terbukti memiliki rendemen yang tinggi, lebih dari 80%.
Hal itu dibuktikan dengan pengambilan secara acak tiga tongkol Simetal hasil panenan di lahan Subandi. Dari tiga tongkol tersebut (tanpa klobot) beratnya mencapai 1 kg. Kemudian, setelah dipipil, total berat bijinya mencapai 0,81 kg, atau hanya susut 200 gram.
Menurut Agus, tingginya rendemen dan hasil panen tersebut sangat ditentukan oleh performa tongkol Simetal. Selain besar, ukurannya juga sangat seragam. “Bijinya muput atau penuh hingga ujung tongkol. Jika dipatahkan, terlihat ukuran janggelnya yang kecil. Jadi wajar jika rendemennya tinggi lebih dari 80% dan hasil panennya sangat maksimal,” terangnya.
Di samping itu, lanjut Agus, warna bijinya juga lebih cerah dan mengkilat. Hal itu menandakan kadar airnya rendah, sehingga kualitas bijinya lebih bagus. “Warnanya yang cerah ini disukai pedagang. Karena, jika warna bijinya cerah dan mengkilat, maka hasilnya juga maksimal. Kadar airnya rendah dan lebih bobot,” ujarnya. (AT)